Fakta Hewan Pengerat: Pengganggu di Kebun Kelapa Sawit

Print page

Hewan pengerat, khususnya tikus, merupakan hama yang sering meresahkan para petani kelapa sawit. Hewan ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada tanaman dan kerugian ekonomi yang signifikan. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang hewan pengerat yang perlu diketahui, terutama dalam kaitannya dengan pengendalian hama di kebun kelapa sawit:

Usia: Tikus umumnya memiliki usia hidup yang singkat, yaitu sekitar 2-6 tahun.

Kebiasaan Mengerat: Tikus memiliki kebiasaan menggerogoti hampir semua jenis benda, termasuk kayu, logam, kabel listrik, pipa air, dan gas. Kebiasaan ini dilakukan untuk mengasah gigi seri mereka yang terus tumbuh.

Gigi Seri yang Terus Tumbuh: Gigi seri tikus tumbuh sepanjang 0,3mm setiap harinya. Tikus menggerogoti benda-benda untuk menjaga agar gigi seri mereka tidak tumbuh terlalu panjang.

Aktivitas: Tikus adalah hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Mereka dapat melompat, memanjat, dan berenang.

Habitat: Tikus membuat sarang di pelepah daun kelapa sawit atau celah antar pohon.

Sifat: Tikus bersifat neofobik, yaitu takut terhadap hal-hal baru.

Indera: Tikus memiliki indera penciuman dan pendengaran yang sangat tajam. Mereka dapat mencium bau makanan hingga jarak 15 meter dan mendengar suara dengan frekuensi 20 kHz hingga 100 kHz.

Hewan Berkelompok: Tikus adalah hewan yang hidup berkelompok. Mereka dapat membedakan kelompoknya dan mengetahui status reproduksi tikus betina lain.

Spesies Arboreal: Beberapa spesies tikus, seperti Rattus tiomanicus, memiliki kemampuan memanjat dan berjalan di seutas kawat karena memiliki footpad di kakinya.

Thigmotaksis: Tikus bergerak antar tempat berdasarkan jalan yang sering dilalui.


Pengendalian Hama Tikus

Memahami fakta-fakta tentang hewan pengerat dapat membantu dalam upaya pengendalian hama tikus di kebun kelapa sawit. Beberapa metode pengendalian hama tikus yang umum digunakan antara lain:

  • Pengendalian fisik: Menjebak atau memburu tikus.
  • Pengendalian kimia: Menggunakan racun tikus.
  • Pengendalian hayati: Memelihara predator alami tikus, seperti ular dan burung hantu.
  • Pengendalian kultur teknis: Menjaga kebersihan kebun dan menghilangkan tempat persembunyian tikus.

Dengan memahami fakta-fakta tentang hewan pengerat dan menerapkan metode pengendalian hama yang tepat, petani kelapa sawit dapat meminimalkan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh hama tikus.

Source:

Meehan, A.P. 1984. Rats and Mice. Their Biology and Control. Felcourt East Grinsstead. Entokil Ltd, West Sussex.

Priyambodo, Swastiko. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Penebar Swadaya, Jakarta.