Templar, Produk baru yang diluncurkan Envu khusus untuk peternakan
Lindungi hewan ternak Anda dari Serangan hama. Pengendalian hama sangat penting dilakukan dengan memperhatikan program sanitasi dan penggunaan pestisida yang tepat. Rotasi penggunaan pestisida dengan bahan aktif yang berbeda diperlukan untuk mencegah terjadinya resistensi pestisida.
Frangky (Alphitobus diasperanus), Lalat dan hama lainnya adalah gangguan di setiap peternakan. Mereka menjadi vektor penyakit yang selalu ada di peternakan khususnya di kandang.
Pertanyaannya adalah bagaimana mengontrol mereka? Solusi terbaik adalah tidak menunggu sampai hama - hama itu menetas atau berkembang, tetapi yang mampu mengendalikan mereka
pada tahap larva.
Dengan itu pada 9 Agustus, Envu Indonesia pertama kali meluncurkan produk pertanian PERTAMA di Indonesia dengan dua bahan aktif yang mudah digunakan dan tahan lama. Templar 121,8/243,6 SC adalah solusi baru yang inovatif yang dapat melindungi hewan ternak Anda dari hama yang mengganggu. Meskipun produk kita sudah digunakan oleh para peternak, namun pada tahun ini Envu Indonesia melakukan peluncuran produk khusus untuk segmen peternakan yang juga merupakan produk pestisida pertama yang kamiluncurkan setelah perusahaan kami resmi berdiri sejak tahun 2022 lalu.
Pada acara peluncuran produk ini, Envu Indonesia juga ,menyelenggakan seminar untuk memberikan update informasi terkait pengendalian hama yang benar dan efektif. Seminar yang bertajuk “Templar, Pestisida Peternakan Pertama – Meningkatkan Produktivitas Ternak dengan Efektif dan Berwawasan Lingkungan” diselenggarakan oleh Envu Indonesia bekerjasama dengan PT. SHS International sebagai distributor.
Menurut drh. Nining Indiarti, Area Coordinator Jakarta – PT SHS International dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Envu Indonesia yang telah berkolaborasi dengan PT SHS Internasional sebagai distributor produk dari Envu Indonesia. Selain itu, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga disampaikan kepada para peserta seminar yang telah hadir.
Pengendalian Hama Terpadu
Pada sesi pemaparan materi Prof. Intan Ahmad, Ph.D., Profesor Entomologi – Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung menyampaikan hama yang banyak ditemukan pada peternakan ayam dan menimbulkan dampak negatif secara ekonomi maupun sosial seperti tungau, lalat rumah, dan Frengki.“Untuk mencegah terjadinya resistensi, diperlukan juga adanya rotasi penggunaan pestisida dengan tidak hanya menggunakan 1 jenis pestisida di dalam pengendalian hama. Kepandaian pemilihan bahan aktif dan kombinasinya juga dapat menghasilkan kemampuan pengendalian serangga target yang baik,” terang Prof. Intan.
Templar 121,8/243,4 SC, efektif basmi Franky
Dalam kesempatan yang sama, Didi Suwandi, PPM Commercial Manager – Envu Indonesia meresmikan peluncuran produk pestisida pertama di Indonesia dengan kandungan 2 bahan aktif yang secara khusus diformulasikan untuk membasmi Frengki (Alphitobius sp) dan lalat.
“Keberadaan Franky di peternakan jika tidak dikendalikan akan berdampak pada kerugian ekonomi yang cukup besar. Franky merupakan vektor utama penyakit pathogen di peternakan ayam yang menularkan bakteri atau virus sehingga menyebabkan gangguan pada ayam dan penurunan produksi yang cukup signifikan,” terang Didi
Lebih lanjut, Didi memaparkan 2 bahan aktif yang terkandung dalam Templar 121,8/243,4 SC, yakni; beta cyfluthrin 121,8 g/l dan imidacloprid 243,6 g/l dengan formulasi Suspension Concentrate (SC). Envu menerapkan teknologi Homogenized Active Aynergy (HAS) yang sangat penting untuk mencampurkan 2 bahan aktif terebut. Templar 121,8/243,4 SC telah diuji memiliki performa yang stabil, tidak berbau, tidak iritasi, toksisitas rendah dan ramah lingkungan.
“Kombinasi kekuatan Beta-cyfluthrin dan Imidacloprid merupakan managemen resistensi untuk hama kesulitan mengenali sehingga tidak terjadi resistensi pestisida. Dalam pengendalian hama diusahakan tidak menggunakan pestisida yang itu-itu saja karena suatu berpotensi terjadinya resistansi. Untuk mencegah itu terjadi kita perlu melakukan rotasi pestisida dengan produk pestisida yang memiliki golongan bahan aktif yang berbeda,” papar Didi.
Didi menyampaikan bahwa penggunaan produk Templar 121,8/243,4 SC pada dosis 3 ml per liter dengan kebutuhan air 70 ml/m2. Pengaplikasian dilakukan dengan spray di area franky sering muncul (dinding, craking, tiang dan lainnya). Hasil percobaan di peternakan menunjukan penggunaan Templar 121,8/243,4 SC dapat menurunkan persentse Franky secara signifikan setelah H+1 penggunaan dan menunjukan hasil yang stabil setelah H+7 dan seterusnya tehadap kemunculan Frengki. Selain itu uji efikasi juga dilakukan di SITH ITB yang menunjukan hasil efektifitas daya residual Templar 121,8/243,4 SC terhadap tingkat kematian franky 1 bulan setelah aplikasi diatas 90%.